klik

Selasa, 07 Desember 2010

pasang PE28 di satria F150

Pasang Karburator Keihin PE28 di Satria F150
Banyak pengguna Satria F150 kurang puas dengan performa karburator vakum bawaan pabrik (Mikuni BS26), salah satu keluhannya tarikan kurang responsif. Solusinya ganti karburator dengan tipe non-vakum, seperti karbu eks RX-King, NSR-SP, atau Ninja.
Kebanyakan dari pemakai karbu Keihin PE28/ eks NSR-SP, mengeluhkan soal settingan, dan juga box filter udara standar yang tidak dapat lagi dipergunakan. Nah bagi pemakai/ calon pemakai karburator tipe ini, jangan keburu takut dengan kendala-kendala tersebut, Sebetulnya semua keluhan-keluhan itu bukan keluhan yang tidak dapat diatasi. Berikut ini pengalaman penulis dalam meng'instal' karburator tersebut.
  1. Instalasi
Memang betul kata kebanyakan orang, memasang karburator ke arah manifold mesin mudah, lain halnya dengan   memasang bagian selang karet ke box filter udara, setengah mati pasangnya. Tetapi rupanya ini kalau belum tahu caranya, begini caranya:
  • Cabut selang karet filter udara dari dudukannya di box, selang ini dilem, tarik saja pelan-pelan, jangan sampai sobek karetnya.
  • Siapkan klem baru, karena diameter intake karburator Keihin ini agak berbeda jauh dengan karbu standard, model seperti klem pipa gas dengan diameter 2.5" bisa digunakan.
  • Lumuri karet filter dan intake karburator dengan oli.
  • Tempatkan karburator dengan intake menghadap ke atas.
  • Masukkan klem ke slang karet.
  • Pasang selang karet ke intake, kencangkan klem begitu selang telah terpasang seluruhnya.
  • Install karburator ke manifold.
  • Lem kembali slang intake ke box filter udara.
  • Kencangkan semua klem.
  • Tips: untuk memasang selang vakum ke kran bensin, gunakan selang pernapasan  yang diberikan bersama karburatornya, untuk memperkecil diameternya, ke dalam selang dimasukkan selang oli samping yang diameternya lebih kecil, selang kecil ini dilem dengan superglue, lalu potong kelebihan selang.
  • Kabel gas, kabel gas harus diganti karena bentuk nepel yang berbeda dengan orisinil Satria. Karena penulis menggunakan grip gas dan switch eks Ninja, maka tinggal ganti dengan kabel gas orisinil Kawak Ninja.
          
  1. Jet
  • Mainjet, mainjet bawaan karburator ini 152, jelas terlalu besar untuk Satria FU, sesuai dengan anjuran mekanik toko, diganti dengan ukuran 112.  Ukuran yang dirasa pas akhirnya ditemukan 122.
  • Pilot jet, untuk pilot jet bawaan pabrik 42 sebetulnya bisa digunakan, hanya menyetel idle mixturenya agak jauh, akhirnya digunakan ukuran 38.
  1. Setting
  • Saat pertama dites, sekilas keluar dari garasi mesin langsam, hanya RPM sedikit naik turun. Setelah dicoba dipakai harian, baru ditemukan bahwa tiap di perempatan, jika berhenti agak lama kadang-kadang mesin tiba-tiba mati, namun distart lagi langsung jalan. Berdasarkan pengalaman, ini pasti gara-gara setelan idle mixture/ angin belum pas. Setelah dicoba-coba, didapat sekrup angin diputar sekitar 3,5 - 4 putaran melawan arah jarum jam.
  • Karena dengan pilot jet bawaan ternyata setting angin dirasa terlalu besar, maka pilot jet diganti dengan ukuran 38, dengan pilot jet ini didapat sekrup setelan angin 2,5 - 2,75 putaran melawan jarum jam.
  • Tes pada putaran tinggi ternyata  di putaran 10.000 RPM mesin tersendat-sendat, padahal CDI sudah unlimited. Kalau ini sih gejala mainjet kurang besar, maklum diameter karburator kan bertambah 2mm, sudah sewajarnya mainjet pun ikutan dibesarkan. Setelah diganti dengan ukuran 122 akhirnya motor bisa lari dengan nyaman.
Setelah menggunakan karburator ini selama kurang lebih 2 mingguan, dirasakan memang tipe non vakum lebih responsif dibandingkan dengan tipe vakum. Hanya konsumsi bensin sepertinya agak lebih boros, namun masih tetap di kisaran 1liter : 33km.

Selasa, 23 November 2010

KLX 150

LEBIH PUAS BEGINI 2010-10-19 23:58:24
5859klx---endro-01.jpgMeski sudah tersiar kabar kalau dalam waktu dekat pabrikan Kawasaki bakal merilis D-Tracker 150, namun Ari Triadmojo tidak tertarik. Doi justru malah ngebangun total KLX 150 miliknya bergaya supermoto.

"Lebih puas kalau modif sendiri, barang yang dipilih lebih istimewa ketimbang bawaan dari motor," pede Ari yang lansung memboyong KLX 150 ke bengkel Caos Custom Bike (CCB) di bilangan Jl. Pancoran Barat, Jakarta Selatan.5860klx---endro-02.jpg

Edan! Rupanya yang dipakai dari bawaan motor hanya rangka dan mesin aja. "Sisanya pakai part limbah ambil dari copotan trail spesial engine (SE) dan enduro," bilang Lery Rachmat Rizki, builder punggawa CCB.

Coba lihat sokbreker depan yang sudah diganti upside down produk after market WP untuk motor 125 cc. Peranti ini merupakan part kompetisi yang biasa diaplikasi pembalap. Nggak heran kalau performanya jauh lebih baik ketimbang upside down standar bawaan motor.

5861klx---endro-03.jpgSedang lengan ayun belakang pilihan jatuh pada arm bawaan Suzuki DR 350 cc yang modelnya lebih kekar. "Swing-arm ini punya ruang roda lebar, jadi cocok buat pasang ban dan pelek superlebar ciri dari supermoto," lanjut builder yang masih berstatus bujangan itu.

Ciri besutan supermoto lainnya ditampilkan lewat penggantian ban dan pelek khusus jalan raya. "Depan pakai pelek ukuran 3,50 inci. Sedang belakang lebar pelek yang dipakai sampai 5 inci. Pemilihan roda ini lebih lebar dari kaki-kaki moge standar," lanjut Lery.5863klx---endro-05.jpg

Kalau sudah begini dan tetap pasang bodi standar KLX150 pasti kedodoran. Lery kasih masukan untuk pakai bodi trail 250 cc. Setelah coba pasang beberapa bodi akhirnya cover bodi belakang dipilih milk KTM 250. "Biar ciri Kawasaki tetap ada. Tinggal cocokin bodi depan dengan punya KLX250," ujar Lery!

MESIN BELUM KENA COLEK

5862klx---endro-04.jpgBiar akselerasi dapur pacu lebih agresif, beberapa part racing produk aftermarket sengaja ikut dijejali. Seperti sektor pengapian yang sudah pasang CDI racing produk BRT. "Sayang mesin masih standar aliasa belum ada yang dicolek," terang Lery lagi.

Kondisi bagian mesin belum ada yang dicolek alias masih asli bawaan pabrik. Tapi, biar dapur pacu standar tetap bertenaga solusinya dijejali knalpot racing produk orisinal FMF. Sementara suplai bahan bakar dilayani karburator Keihin PE 28.

Khusus untuk leher pipa knalpot didesain sendiri. Tentu ada maksud en tujuannya. Biar lekukan pipa enggak mentok rangka dan bodi," lanjut Lery yang juga sudah pasang pengaman frame slider pada bagian mesin KLX 150 ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Battlax B70/120/17
Ban belakang : Battlax 60/160/17
Setang : Protaper
Handle : Zeta
Filter udara : Koso
Caos Custom Bike  

korekan balap

Korekan Satu Hati 2009-05-29 19:24:03
2213ninja-drag-axl-1.jpgCoba tebak, mana besutan drag Kawasaki Ninja 150 pacuan Saiman dengan Ahmad Syafei? Susah kan! Itu karena pacuan kebut lurus 201 dan 402 meter ini dibuat sama alias serupa. Kata sang empunya sih, biar satu hati! Suit, suit...!

Mantapnya lagi nih, Saiman dan Syafei juga turun di kelas yang sama. Yaitu, kelas 150 cc tune up dan FFA. So, persaingan antara mereka juga tetap menarik buat ditonton meski bernaung di tim yang sama.2214ninja-drag-axl-2.jpg

Bicara soal mesi! Makin menarik lagi. “Kedua motor dikorek satu mekanik. yaitu Kerry Hoetama yang akrab disapa Bob,” jelas Rudi Sukirman, pemilik motor sekaligus bos Ahau Motor di Jl. Akses UI, No. 9F, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Pria yang punya nama besar di dunia kIlik mesin roda dua terutama era 2-tak ini, juga mengaplikasi modif satu hati. Nah lho, maksudnya? Iya, seting dan korekan kedua Ninja dibuat sama.

“Enggak ada beda. Itu karena karakter bawa keduanya juga sama,” ujar Kerry atawa Bob, tuner Champion Motor Sport (CMS) di Jl. Bendungan Jago, No. 2, Serdang, Jakarta Pusat. Apa kabar, Bob?

2215ninja-drag-axl-3.jpgBicara soal korekan mesin. Buat mesin 2-tak alias two stroke, lubang exhaust bisa dikatakan sebagai kuncian utama. Tinggi lubang buang ini, dibuat menjadi 28 mm.

“Dengan tinggi 28 mm, lebar dibikin jadi 40 mm,” jelas Bob Kenapa angka itu yang dipakai. Karena menurut Bob, drag bike tidak seperti road race yang kerap main gas sehingga rpm turun-naik.

Dengan porting ini, diharapkan power yang tercipta menjadi konstan. Ya, sekonstan rpm mesin kala melakukan perpindahan gigi tanpa tutup grip gas. Lanjut! Menemani porting exhaust, transfer port pun diset jadi 41,5 mm.

Gede ya? Maklum, kan untuk Ninja 150 ini, Kerry mengaplikasi karbu gambot Keihin 34 PJ. Makin mantab, semburan racing fuel diteruskan main-jet 150 dan pilot-jet 50.

Kok pakai segitu ya? Berarti, seting mesin tak terlalu kering juga gak terlalu basah. “Memang. Banyak keuntungan didapat dari setingan ini. Terutama soal perawatan mesin,” ujar Kerry.

KARAKTER MESIN2216ninja-drag-axl-4.jpg

Bicara soal karakter mesin, dua Ninja ini tergolong hemat part. Itu karena Kerry menerapkan seting mesin yang tidak terlalu basah atau kering. Begitunya, ketika gas dibejek rpm mesin dan power pun cepat mengisi.

“Kalau terlalu basah, pastinya busi cepat mati. Belum lagi bensin juga lebih boros,” kata Kerry. Nah, karena biasanya sebelum start, pebalap pasti sering geber motor agar rpm bisa stabil. Belum lagi kalau yang butuh selip kopling. Pastinya kampas juga bakal cepat aus dong.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Comet 50/70-17
Ban belakang : HUT 60/70-17
CDI : Denso (tipe 145)
Koil : Yamaha YZ (4SS)

Minggu, 21 November 2010

TEKNOLOGI MOTO GP

Motor yang di tunggangi oleh para rider di motogp bisa melaju sampai 347 km/jam!. Dengan kecepatan segitu tentu tentu motor di motogp memerlukan teknologi yang handal baik untuk kemanan pembalap maupun kemampuan motor itu sendiri. Mulai dari mesin sebagai penghasil tenaga, rangka, dan ban sebagai penyalur tenaga yang mebuat motor bisa melaju dengan kecepatan tinggi, dan juga helm serta baju pengaman yang dikenakan pembalap sangat menarik untuk di ketahui.

Sabtu, 20 November 2010

satria f 150 liaran

Berikut ini bocoran seting balap liar buat pemilik suzuki satria fu150 dari hku racing motorsport.  Banyak yang bilang di dunia persilatan balap liar yang keras, kapasitas mesin mesti jadi semrawut alias gila-gilaan.  Layaknya persaingan lainnya, balap liar terkesan cuma mengenal satu pakem “sing penting menang!”
Nah, buat yang mau mencoba sensasi balap liar tapi apa daya motor juga dibuat harian ato kepasar, hehehe… jangan kuatir, silahkan simak tips modifikasi mesin ini…
Mesin Suzuki Satria yang berkapasitas 150cc hasil dari perkawinan piston diameter 62mm dan stroke 48,8mm dengan perbandingan kompresi 10,4 ini harus kita rombak spesifikasi-nya jika anda memang berniat menjadi raja jalanan.  Yang pertama mesti dilakukan adalah… Siapin duit dulu!  Kan kalo gk ada duit mana bisa modif… :)
Ok lah, saya anggap duit sudah ditangan.  Selanjutnya kita akan merubah spek mesin menjadi stroke 61,8mm hasil dari stroke standar yang dinaikkan langkahnya 6,5mm dan piston 65mm merek hispeed yang sudah ada coakan klep buat 4klep.
Kalo dihitung kapasitas mesin nya menjadi :
V = 0,785 x 65 x 65 x 61,8 = 204,9cc
Nah, kapasitas segini sudah bisa buat turun drag resmi di kelas bebek 4tak sampai dengan 200cc Mantaff…!!!
Oya, jangan lupa stroke yang naik 6,5mm ini membutuhkan paking blok bawah aluminium setebal 4,5mm.  Kemudian piston di buat dome dengan ketinggian 1mm saja lalu pangkas head sebanyak 0,5mm.
Ngomongin head pasti ngomongin klep juga…  Langsung aja hajar klep standar (23-19) dengan klep ukuran 25 intake dan 21 exhaust. Kalo ada kesulitan di bagian ini bisa langsung kontak saya untuk bantuan dan pemesanan.
Kemudian jangan lupa juga noken as di modif sehingga memiliki lift 7,8mm dengan durasi 280 intake dan 276 exhaust.  Langkah berikutnya, masih seputaran head, jangan lupa porting in dan ex menjadi lingkaran, kan standar nya oval… Porting dengan diameter saluran intake 28mm dan exhaust 27mm.
Untuk pegas klep pakai standar saja karena masih cukup kuat koq.  Masalah penyaluran tenaga alias kopling dan per kopling, bisa diganti dengan produk racing.. Pasti oke..
Pastikan juga magnet terkena bubut melingkar 1,5mm biar enteng dan menunjang akselerasi nantinya.  Berikut masalah karburator.  Disini cukup pake karbu NSR SP berdiameter 28mm, jangan besar2 karbu nya, ntar susah cari lawan… Hheheheeeehhee… ;)
Setting pilot jet 42 dan mainjet 125.  Putaran angin 1,5putaran.  Lalu untuk urusan pengapian, serahkan saja pada cdi rextor – boleh yang adjustable atau yang programable – setting dari 15 derajad sampe 38 derajad di rpm 9000.  Limiter dipatok di rpm 14000 saja sedangkan untuk gigi rasio alias transmisi pake standar saja gak masalah.
Terakhir… dan ini yang paling penting di modif balap liar ini…  Kalo sudah selesai menjalankan langkah-langkah modifikasi suzuki satria fu150 diatas, maka sekarang adalah waktunya cari duit dan Tetaplah sehat biar bisa kebut-kebutan tiap hari… Hehehehe… :D

Kamis, 18 November 2010

Satria F 150 lagii

Melalui survei OTOMOTIF pada pemilik Suzuki Satria F150, ditemukan tiga hal paling menyebalkan. Paling banyak menyebutkan putaran bawah mbrebet. Lalu, bagi anak muda yang suka kebut-kebutan mengeluhkan adanya limiter CDI. Terakhir goyangnya setang saat melibas tikungan pada kecepatan tinggi. Inilah triknya mengusir keluhan-keluhan tersebut.PUTARAN BAWAH MBREBET
Gejala mbrebet di putaran mesin (rpm) bawah banyak dirasakan penyemplak Satria F150. Bahkan selepas pelintir gas terkadang disertai letupan di moncong knalpot. Hasil penyelidikan Sumantri, mekanik Chip Motor, Jakbar, menemukan indikasi minimnya suplai bensin. Sebab, ukuran pilot jet 12,5 terlalu kecil melayani mesin gambot berkapasitas 150 cc.
“Pernah saya praktikkan mengganti ukuran 15 sampai 17,5. Keluhan brebet beberapa konsumen bisa teratasi. Lalu setelan angin sedikit dibuka. Bila standarnya setengah putaran ditambah menjadi satu putaran,” ujar Sumantri.
Nah, karena putaran atas tidak bermasalah ukuran main jet biarkan standar. Tetapi buat menambah power atasnya silakan dinaikkan satu step. Yaitu dari 110 menjadi 115.
Selain mbrebet, karburator model vakum Satria F150 dikeluhkan kurang responsif. Gas dipelintir mendadak tarikan motor justru tercekik. “Satu-satunya solusi hanya dengan mengganti karbu. Pilihannya Mikuni 26 (Yamaha RX-King), Keihin 26 (Honda NSR 150R) atau Keihin 28 (Honda NSR 150SP),” tambah mekanik ceking ini.
Apabila memilih pemasok dari NSR SP gunakan pilot jet 38 dan main jet 120. Berbeda jika pakai karbu RX-King. Putaran bawah minta spuyer 22,5 dan atasnya 150. Bahan bakar sebaiknya tetap menggunakan Pertamax. Bila ganti Premium muncul gejala ngelitik.
CDI LIMITER
Bagi yang doyan kebut-kebutan dijamin kecewa dengan CDI Satria F150. Pada 11.000 rpm, putaran mesin tercekik karena otak pengapiannya dilengkapi limiter. Mengatasinya langsung ganti dengan CDI tanpa pembatas rpm (unlimiter). Pilihannya cukup banyak mulai produk lokal hingga impor.
Paling murah buatan Cibinong (CDI BRT) dibanderol Rp 550 ribu. Atau otak pengapian Thailand seperti LEK dan TDR Racing. Bahkan keluaran Jepang merek Shindengan juga tersedia. Harga bervariasi mulai Rp. 1,1 juta sampai Rp. 1,7 juta.
Keluhan lainnya, CDI rawan hilang. Letaknya di kolong cover bodi bisa diraba dengan tangan. Maling dengan mudah menggapainya. “CDI konsumen saya ada yang nyaris hilang. Posisinya sudah terlepas dari dudukannya. Mencegahnya bisa diikat dengan cable ties ke rangka,” saran Sumantri.
BELOK SETIR GETAR
Tongkrongan Satria F150 sporty abis. Apalagi didukung tenaga mesin gahar. Sayang, ketika melibas tikungan hati terasa miris. Stang terasa limbung atau goyang. Menurut Sumantri penyebabnya karena sokbreker depan tidak dilengkapi stabilizer.
Normalnya antara sokbreker kanan dan kiri dihubungkan dengan besi atau pelat. Fungsinya untuk mengurangi perbedaan turun naik kedua suspensi. Sehingga getaran dan gejala limbung berkurang. Lebih terasa saat ngerem. Ketika terjadi perlambatan sokbreker depan sebelah kanan lebih dalam turun. Sebab, letak cakram berada di samping kanan.
Sumber: Otomotif online

Rabu, 10 November 2010

MOTOCROSS

Pada tahun 1924, pertama dikenal British acara off-road dikenal sebagai Scrambles diadakan di Camberley di Surrey. Hal ini akan menjadi awal diketahui asal freestyle motocross seperti yang kita tahu hari ini.

Selama bertahun-tahun, acara akan berkembang, sebagian besar melalui upaya Riders dari Eropa yang singkat trek sambil menambahkan laps dan berbagai kendala melalui kursus seperti melompat.

Olahraga yang akan meningkatkan popularitas selama 1930an, terutama di Inggris di mana kegiatan yang melibatkan tim dari berbagai kabupaten dan perusahaan akan dilaksanakan secara berkala. Bikes yang digunakan dalam kompetisi pada saat akan hampir tidak terbedakan dari yang digunakan di jalanan.

1950-an ke 1970-an

Sebagai kompetisi intensif dan meningkat di daerah kesulitan, teknologi yang digunakan untuk desain dan kompetisi-acara khusus sepeda motor akan meningkatkan, khususnya dengan berlakunya berayun lengan skorsing selama awal tahun 1950-an.

bintang